Setelah nikah, selain menjaga dan menggenapkan agama, mau apa! Ayo.. copy paste saja Rasulullah, para sahabat dan juga generasi shalih lainnya, apanya? tentu saja akhlaknya, perilakunya, tingkah lakunya, semampu kita. Nah..
asma'ul husna: jare Gusti "fad'uuhu biha.. Ayo! qta do'a dg nyebut asma-Nya.
Selasa, 13 November 2012
Awar-awar, Penawar Racun Ikan
HAMPIR di semua daerah, kota maupun kabupaten, terdapat rumah makan (restoran) dan warung makan yang menyediakan menu
seafood. Ini membuktikan banyak anggota masyarakat yang menyukai masakan hasil laut seperti udang, kepiting, kakap, kerang, rajungan,
cumi-cumi, karapu, manyung, tengiri, dan tongkol.
Namun tidak semua pencinta ''goyang lidah'' bisa menikmati kelezatan seafood. Umumnya mereka tak tahan oleh efek hormonal yang
lazim ditimbulkan oleh kandungan ikan atau hasil laut lainnya.
Efek itu biasanya menyerang kulit, ditandai dengan bintul-bintul atau rasa gatal. Banyak orang menyebut efek samping ini sebagai alergi,
yang disebabkan zat racun pada ikan atau hasil laut lain.
Racun ini memang tak selalu berbahaya, bahkan ada juga yang bermanfaat bagi tubuh karena kandungan kadar protein dan gizinya.
Namun kalau efek samping itu mengganggu kesehatan, tentu kegemaran menikmati seafood menjadi terhalang.
Meski ada tablet penawar atau obat antialergi, efek samping itu tetap mengganggu selera dan kegemaran. Sebab penggemar seafood harus
menyediakan tablet / obat penawar yang mahal harganya, sebelum menyantap menu kesukaannya.
Namun jangan cemas dan khawatir, sebab ada cara tradisional yang ampuh serta murah untuk menghentikan gangguan kesehatan akibat
racun ikan atau hasil laut lain. Yakni dengan mengonsumsi ramuan kulit kayu pohon awar-awar (Ficus septicum Burm b).
Tanaman dari keluarga Moraceae itu berbentuk pohon atau perdu yang berdiri tegak; tingginya dapat mencapai lima meter. Ranting
pohonnya berongga. Daun berseling atau berhadapan, bentuk helaian daun oval atau bulat telur. Warna daun di bagian atas hijau tua
mengkilat dengan banyak bintik, dan bagian bawah berwarna hijau muda.
Pengalaman/testimoni seseorang yang berhasil mengatasi penyakit kutil di http://www.jadilah.com
seorang teman menyarankan saya untuk mencoba memakai getah pohon AWAR AWAR. Waktu itu dia bilang pohon 'NANANGKAAN'
(bahasa Sunda, Ciamis - Jawa Barat). Hari pertama saya oleskan getah pohon awar awar tersebut di kuti yang muncul perdana (telapak
tangan kiri). Luar biasa, besoknya kutil itu tiba-tiba kempes, tidak lagi menonjol. Hari kedua, saya oleskan getah awar-awar itu ke seluruh
kutil di tangan saya, pagi dan sore. Dan seperti kutil pertama, keesokan harinya kutil kutil itu kempes.
Setiap hari rutin saya oleskan getah pohon awar-awar itu. Dan pada hari ketiga, semua kutil di tangan saya hilang. Pada hari keempat saya
kembali menggosok bekas-bekas kutil tersebut dengan getah Awar-awar, semua bekas kutil itu hilang, benar-benar hilang tak berbekas.
Dibuat Seduhan
Agar tubuh bisa tahan atau terbebas dari gangguan alergi ikan dan hasil laut, selama beberapa hari konsumsilah seduhan kulit kayu pohon
tersebut. Cara membuat seduhan itu sangat mudah, yakni kulit kayu awar-awar dalam jumlah secukupnya direbus dengan air secukupnya
pula. Setelah itu diminum dua kali sehari, dan rutin dilakukan selama beberapa hari.
Insya Allah, gangguan alergi tidak menyerang lagi, meski seafood yang disantap mengandung kolesterol atau zat racun cukup tinggi.
Ramuan itu juga bisa digunakan untuk mengobati demam dan rematik. Caranya juga sama, yakni diminum pada saat sakit menyerang.
Selain bagian kulit kayu pohon, daun awar-awar yang memiliki nama simplisia Fici septicae Folium itu juga dapat digunakan untuk
mengobati herpes, rematik, dan sakit kepala dalam bentuk obat luar.
Dalam kepustakaan disebutkan daun awar-awar mengandung flavonoid dan sterol yang berkhasiat sebagai saudorifik. Adapun akarnya
mengandung diuretik dan emetik. Untuk penyembuhan herpes, sakit kepala (pusing dan pening) dan rematik, ambil daun awar-awar segar
dan air secukupnya, lalu dibuat pipis bentuk pasta.
Pipis itu dioleskan pada bagian kulit yang sakit, baik herpes, kepala yang pening, maupun bagian yang linu akibat rematik, dan
pengobatan diperbaharui setiap tiga jam. Selama pengobatan, idealnya memang disertai dengan istirahat di rumah. Tidak sulit bukan?
Coba saja.
Sumber:
1. http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/24/ragam03.htm
oleh: (Gupita Dara Guyub Swara Ovinta-32)
2. http://www.jadilah.com/2011/09/obat-kutil-paling-ampuh-dan-mujarab.html
3. sumber gambar/ilustrasi: http://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2008/03/awar-awar-daun-ccrc-kecil.jpg
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar