Selasa, 13 November 2012

Awar-awar, Penawar Racun Ikan

HAMPIR di semua daerah, kota maupun kabupaten, terdapat rumah makan (restoran) dan warung makan yang menyediakan menu seafood. Ini membuktikan banyak anggota masyarakat yang menyukai masakan hasil laut seperti udang, kepiting, kakap, kerang, rajungan, cumi-cumi, karapu, manyung, tengiri, dan tongkol. Namun tidak semua pencinta ''goyang lidah'' bisa menikmati kelezatan seafood. Umumnya mereka tak tahan oleh efek hormonal yang lazim ditimbulkan oleh kandungan ikan atau hasil laut lainnya. Efek itu biasanya menyerang kulit, ditandai dengan bintul-bintul atau rasa gatal. Banyak orang menyebut efek samping ini sebagai alergi, yang disebabkan zat racun pada ikan atau hasil laut lain. Racun ini memang tak selalu berbahaya, bahkan ada juga yang bermanfaat bagi tubuh karena kandungan kadar protein dan gizinya. Namun kalau efek samping itu mengganggu kesehatan, tentu kegemaran menikmati seafood menjadi terhalang. Meski ada tablet penawar atau obat antialergi, efek samping itu tetap mengganggu selera dan kegemaran. Sebab penggemar seafood harus menyediakan tablet / obat penawar yang mahal harganya, sebelum menyantap menu kesukaannya. Namun jangan cemas dan khawatir, sebab ada cara tradisional yang ampuh serta murah untuk menghentikan gangguan kesehatan akibat racun ikan atau hasil laut lain. Yakni dengan mengonsumsi ramuan kulit kayu pohon awar-awar (Ficus septicum Burm b). Tanaman dari keluarga Moraceae itu berbentuk pohon atau perdu yang berdiri tegak; tingginya dapat mencapai lima meter. Ranting pohonnya berongga. Daun berseling atau berhadapan, bentuk helaian daun oval atau bulat telur. Warna daun di bagian atas hijau tua mengkilat dengan banyak bintik, dan bagian bawah berwarna hijau muda. Pengalaman/testimoni seseorang yang berhasil mengatasi penyakit kutil di http://www.jadilah.com seorang teman menyarankan saya untuk mencoba memakai getah pohon AWAR AWAR. Waktu itu dia bilang pohon 'NANANGKAAN' (bahasa Sunda, Ciamis - Jawa Barat). Hari pertama saya oleskan getah pohon awar awar tersebut di kuti yang muncul perdana (telapak tangan kiri). Luar biasa, besoknya kutil itu tiba-tiba kempes, tidak lagi menonjol. Hari kedua, saya oleskan getah awar-awar itu ke seluruh kutil di tangan saya, pagi dan sore. Dan seperti kutil pertama, keesokan harinya kutil kutil itu kempes. Setiap hari rutin saya oleskan getah pohon awar-awar itu. Dan pada hari ketiga, semua kutil di tangan saya hilang. Pada hari keempat saya kembali menggosok bekas-bekas kutil tersebut dengan getah Awar-awar, semua bekas kutil itu hilang, benar-benar hilang tak berbekas. Dibuat Seduhan Agar tubuh bisa tahan atau terbebas dari gangguan alergi ikan dan hasil laut, selama beberapa hari konsumsilah seduhan kulit kayu pohon tersebut. Cara membuat seduhan itu sangat mudah, yakni kulit kayu awar-awar dalam jumlah secukupnya direbus dengan air secukupnya pula. Setelah itu diminum dua kali sehari, dan rutin dilakukan selama beberapa hari. Insya Allah, gangguan alergi tidak menyerang lagi, meski seafood yang disantap mengandung kolesterol atau zat racun cukup tinggi. Ramuan itu juga bisa digunakan untuk mengobati demam dan rematik. Caranya juga sama, yakni diminum pada saat sakit menyerang. Selain bagian kulit kayu pohon, daun awar-awar yang memiliki nama simplisia Fici septicae Folium itu juga dapat digunakan untuk mengobati herpes, rematik, dan sakit kepala dalam bentuk obat luar. Dalam kepustakaan disebutkan daun awar-awar mengandung flavonoid dan sterol yang berkhasiat sebagai saudorifik. Adapun akarnya mengandung diuretik dan emetik. Untuk penyembuhan herpes, sakit kepala (pusing dan pening) dan rematik, ambil daun awar-awar segar dan air secukupnya, lalu dibuat pipis bentuk pasta. Pipis itu dioleskan pada bagian kulit yang sakit, baik herpes, kepala yang pening, maupun bagian yang linu akibat rematik, dan pengobatan diperbaharui setiap tiga jam. Selama pengobatan, idealnya memang disertai dengan istirahat di rumah. Tidak sulit bukan? Coba saja. Sumber: 1. http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/24/ragam03.htm oleh: (Gupita Dara Guyub Swara Ovinta-32) 2. http://www.jadilah.com/2011/09/obat-kutil-paling-ampuh-dan-mujarab.html 3. sumber gambar/ilustrasi: http://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2008/03/awar-awar-daun-ccrc-kecil.jpg

Jumat, 23 Maret 2012

maafin abi nak..

maafin abi karna blum jg mampu merawat blogs ini. Tetap doakan abi..

Jumat, 19 November 2010

Jumat, 15 Oktober 2010

Panduan Teleport Pro


Teleport Pro adalah program untuk menyedot website, sehingga halaman demi halaman website bisa dibuka pada waktu offline, hal ini tentu menggembirakan terutama bagi kita yang minim "modal" untuk online.

Jenis Website/Situs yang kami rekomendasikan adalah yang memang peruntukannya untuk ilmu pengetahuan dan gratiss, seperti ilmukomputer.com, duniadownload.com dan situs atau blogs yang sejenis, untuk yang komersial/bisnis sebaiknya minta ijin dulu kepada pemiliknya.

Kelebihan Teleport Pro adalah cara menggunakannya yang praktis/simpel dan proses penyimpanan/penyedotan cukup singkat, hanya beberapa menit saja. Penasaran! Bolehlah.. dicoba.

Oia, software + ebook panduan Teleport Pro bisa diunduh di box Panen File, disamping kanan blogs ini. Sekalian sampel hasil kerja teleport pro (duniadownload.winRAR) yang merupakan mirror dari situs duniadownload.com.

Nah..

Minggu, 10 Oktober 2010

Senin, 23 Agustus 2010

JELANG MALAM PERTAMA

Oleh: Abi-ne Tsaaqib

Judul diatas adalah tema acara penyambutan bulan suci ramadhan lima tahun yang lalu, berlokasi di halaman masjid Salman ITB Bandung, namun sampai kini masih saja terngiang, karena sangat mengesankan (paling tidak bagi penulis). Dan penulis sering berharap, ketika bertemu dengan bulan ramadhan maka malam-malamnya semoga sebgaimana malam pertama, penuh semangat!

Malam pertama identik dengan malam pengantin, ketika pengantin pria dan wanita bersama-sama dalam satu kamar untuk yang pertama kali. Terbayang bagaimana kikuk dan rikuhnya, tentu saja ini tidak berlaku bagi pengantin yang sebelum halal saja sudah "bebas" bergaul sebagaimana lazimnya "pengantin" jaman sekarang, Ssst, hayo.. istighfar-istighfar!.

Karena merupakan malam yang ditunggu-tunggu, tentu kedua mempelai telah mempersiapkan segala sesuatunya agar ketika datang si-malam pertama keduanya telah siap menjelang, menyambutnya. Bisa saja si pria telah menyiapkan fisiknya dengan olah raga teratur beberapa bulan sebelumnya, konsumsi rutin madu, dll, demikian juga sang wanita dengan rajin luluran, misalnya.

Bagaimana halnya dengan malam pertama ramadhan? Rasul SAW mengajarkan untuk persiapan jauh sebelumnya, bahkan sejak bulan Rajab beliau mulai mempersiapkan diri dengan meningkatkan amal ibadah, porsi ibadah baik segi kuantitas maupun kualitas mulai ditingkatkan, sampai-sampai beliau mengajarkan sebuah do'a : "Allahumma Bariklana fi rajaba wa sya'bana waballighna romadlona".

Semakin mendekati hari "H" yang ditunggu-tunggu itu, semakin meningkat saja persiapan penyambutannya, sampai Ummahatul Mukminin Aisyah RA pernah mengatakan bahwa Rasul tidak pernah berpuasa sesering puasa beliau di bulan sya'ban, saking dekatnya dengan ramadhan sehingga harus diupayakan agar kondisinya sudah "ready to use", dan ketika Ramadhan "jog" maka kita sudah tidak kaku lagi, karena sudah pemanasan dengan sangat cukup.

Kita saksikan ketika malam pertama ramadhan tiba, hampir tiap musholla, masjid, dan majelis ta'lim yang mengadakan kegiatan dibulan suci, begitu semaraknya. Anak-anak usia play group, TK, SD dan seterusnya sampai orang dewasa dan bahkan kakek nenek sedemikian antusiasnya. Alhamdulillah, ramadhan telah tiba.. kata mereka. Mari kita sambut dengan penuh iman dan ihtisab (dengan mengharap pahala dari Allah SWT), lanjut bathin mereka.

Anak-anak usia Playgroup dan TK juga tak mau ketinggalan ikut sholat tarawih dengan menenteng mukena baru mereka, serta sarung dan peci baru bagi anak laki-laki. Mereka tak mau kalah dengan kakak-kakak dan bapak ibunya. Masjid dan musholla penuh karenanya. Horee, ikut tarawih, nanti malam mau ikut makan sahur, kata si playgroup dan TK. Dan mau ikutan ronda sahur juga aah, teriak si SD. Luar biasa semangatnya anak-anak ini. Ramadhan jadi sedemikian besar magnetnya, menggugah dan menggerakkan siapa saja untuk berbahagia menyambutnya.

Malam-malam berikutnya, apakah segegap gempita pada malam pertama! tentu saja tidak, walo dibeberapa tempat bisa saja iya, tapi dimana itu? Ayo kita upayakan, paling tidak pada hati-hati kita semua, masih bergemuruh semangat "malam pertama" walau yang sedang kita lalui adalah malam ke-dua, ketiga dan seterusnya.

Tidak bisa tidak kita harus berkaca pada diri sang teladan, yakni Rasul SAW bagaimana beliau mengisi malam-malam ramadhan (terlebih siang harinya) dengan kegiatan yang mencerminkan iman kita, mencerminkan bahwa kita sedang berharap pahala dari Allah SWT, dan kita juga saksikan, Rasul yang mulia memperkuat lagi ibadahnya, lebih kenceng lagi ibadahnya pada sepuluh malam terakhir, khususnya malam-malam ganjil. Nah.. ada apa dengan sepuluh malam terakhir? Lailatul Qodar.

Siap-siap!

Minggu, 27 Desember 2009

2bln TSA


Alhamdulillah..
Kini kau hampir 2 bln nak, bbrp hr yl (22 des) ummi dan abi membawamu kepada Bu Evi di Grobog Wetan, bidan yang telah menolong persalinanmu nak..
Disana kau di imunisasi (BCG & Polio 1), seharusnya yg BCG pada saat umur 1 bln, tapi karna sakit flu maka baru tgl 22 kami membawamu untuk imunisasi. Waktu lahir engkau juga langsung diimunisasi (Hepatitis B1). Nah.. menyusul nanti bulan-bulan berikutnya, insyllh.. (Hepatitis B2, DPT1, dst..)

Oia nak, menginjak umur 2 bln ini kau lebih sering mengajak ummi abi untuk tersenyum. Sering kau tatap kami yang menunggui-mu dengan tatapan penuh arti, kau sunggingkan senyum termanis lalu seperti muncul suara2 pelan yang kami artikan engkau sedang mengajak bicara, kamipun geger, kemudian mengundang seisi rumah untuk ikut menyaksikan hal ini. Embah Putri, Embah Buyut embah (karna ada juga embah buyut emak), Embah Kakung, Budhe Ely, Bulek Azki dan Bulek Bontot (kebetulan dua nama terakhir sedang mudik, biasanya bulek-bulek ini lebih suka di pesantren karna memang belum boyongan) :) oia juga Mbak Meda (Nama Aslinya Mega, yang paling rajin beberes rumah, menyetrika dan membantu Embah Putri membuat jajanan untuk dijual di warung), oia juga pakdhe samsul. Benar!!.. smuanya tak kalah girangnya menyaksikan "gaya baru" yang kau suguhkan kepada kami, tentu smua ini terjadi karna engkau telah mendapatkan ilham/ilmu baru dari yang Maha. Abi betoel khan nak! beTul beTul beTul.. Nah..

Nak! jauh2 hari sebelum engkau lahir, ummi abi menyiapkan tempat tidur khusus untukmu, kami menyebutnya dondang. Sehari setelah kau di imunisasi BCG baru kami coba, apakah engkau mau tidur di dondang ini, alhamdulillah.. hanya sebentar, kemudian engkau minta tidur di tempat biasanya, ditengah2 antara ummi abi. Heu he.. mungkin lain waktu kita coba lagi. Smoga engkau bisa menikmati istirahat ditempat yang khusus untukmu ini, agar kelak engkau terbiasa mandiri. Smoga..

Baru ini yang bisa abi posting nak! doakan.. kedepan smoga abi makin rajin menulis. Nah..

Smoga barokah! alfatihah!!

Jumat, 04 Desember 2009

Tsa 3 pekan


"Assalamu'alaikum, Wr. Wb

Salam ini abi sampaikan khusus tuk putra pertama abi, ananda Tsaaqib. Juga untuk siapapun Anda yang berkenan menyimak tulisan ini. Karna telah mengucap salam maka menjadi kewajiban kami untuk "menjamin" bahwa anda akan selamat berinteraksi dengan kami, insyllh..

Alhamdulillah, Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa ash-habihi.
Putraku, abi merasa bahwa kontinuitas/keistiqamahan dalam melakukan sesuatu adalah hal yang dahsyat. Lebih agung dari seribu keramat, demikian yang pernah abimu dengar dari pengajian tentang istiqamah. Sejak memposting kronologis kelahiranmu, dimana abi berjanji untuk merawat blogs huda-nayla, ternyata masih saja abi kesulitan untuk menulis, nah.. bisa menulis secara istiqamah adalah hal yang dahsyat! paling tidak bagi abi, yang sedang terus berusaha. Doakan abi, nak!

Seminggu yang lalu Jumat, 27 Nov 2009 adalah hari raya iedul adha 1430H. Umurmu tepat 3 pekan. Apa yang bisa abi catat! hampir tidak ada.. Kecuali hanya beberapa hal, itupun atas bantuan ummi. Asar hari pertama adalah pertama kalinya engkau menyusu pada ummi, alhamdulillah selama 3 hari pertama ketika cairan yang keluar adalah kolostrum putih bening, engkau mengisapnya dengan baik, bahkan dokoh (kuat isapannya). Baru pada sore hari ke-3, cairan yang keluar mulai berwarna keruh/buket, yakni susu ibu (ASI).

Ummimu sempat bilang ke abi bahwa 3 pekan pertama ini Tsaaqib punya jadual menyusu yang hampir tetap, yakni pukul 04:00, 07:00, 09:30, 11:30, 15:00, 23:30 dan 02:00 dinihari. Wow! jian joss teng! (kateng adalah panggilan sayang keluarga kepadamu, seperti sinang atau thole.. :) Oia Abi suka kalo Tsaaqib punya jadual, ini mengingatkan abi agar pandai mensyukuri nikmat waktu. Alhamdulilah.. terima kasih nak! kau ingatkan abi, dengan caramu yang dluar biasa itu!. Yakni jadual menyusu. :)

Pada hari ke-6 pusarmu lepas/puput, waktu itu Rabu tgl 11 Nov 2009 atau tgl 23 Dzulqo'dah 1430H. Ceritanya Embah Darmi akan memandikanmu, ketika melepas baju (tentu saja bajumu, nak) beliau kaget, Lhah!! pusernya kemana? kok g ada.. setelah dicari, jebul menyelinap di bajumu. Alhamdulillah, ndak hilang tapi memang sudah lepas/puput. Oia nak, di masyarakat kita ada istilah slametan puputan, yakni mengeluarkan sedekah, biasanya dalam bentuk makanan sebagai bentuk syukur bahwa proses lepasnya pusar terjadi dengan selamat.

Apalagi ya nak! abi ngerasa perlu bantuan semacam diary atau catatan harian, agar kelak terbiasa menulis. Bukankah dengan menulis kita sedang belajar banyak hal. Apa saja! nanti insyllh abi posting.. doakan ya.

nb: alhamdulillah.. bisa posting lagi. Nah..

Selasa, 17 November 2009

Minggu, 15 November 2009

Alhamdulillah.. selamat datang Putraku. Berceritalah nak!


Alhamdulillah, Shallallahu 'ala Muhammad wa alihi wa ash-habihi..
Mhn maaf sblmnya, demikian kata abi karna sejak menikahi ummi blum mampu merawat blogs huda-nayla, padahal di undangan resepsi nikah, dicantumin segala alamat blogs ini. Ah.. abiku malu tuch!

Namaku Tsaaqib (Ahmad Tsaaqib alMuqoffi), aq putra pertama dari Abi Miftahul Huda bin Muhtar bin Afandi bin Ihsan, Ummiku Naelatus Salamah binti Ali Kusaeri bin Nasir. Aq lahir pada Jum'at Pon, 6 Nov 2009 bertepatan dg tgl 18 Dzulqo'dah 1430H, pukul 10:35wib, menjelang shalat Jum'at.

Proses kelahiranku alhamdulillah lancar, normal, walau termasuk lamban, waktu itu kamis subuh, 5 Nov ummi merasa ada tanda akan melahirkan, pagi itu juga diputuskan untuk ijin tdk mengajar (Oia ummiku Guru di TK.Madinah Procot Slawi Tegal). Seharian ummi konsultasi dg Ibu beliau (yakni Embah Putriku) dan jg Embah2 yg laen, termasuk embah Buyut. Apa yg kudu dilakukan; jalan2, banyakin gerak, makan yg cukup dan bergizi, dll. Alhamdulillah.. terima kasih Ya Allah, terima kasih ummi.

Malem Jumat, pkl 21:00wib, Ummi merasa perut beliau mulas tak tertahankan, via ponsel abi menghubungi Embah Darmi (ahli pijat langganan keluarga kami) Beliau jg merupakan "rekanan" dari Bidan Evi kala menangani Ibu2 melahirkan. Diputuskan segera ke Bidan Evi di Grobog Wetan, sblh utara Desa kami sktr 4mnt dr rmh (pake motor). Diantar Abi, dan Embah Darmi, menyusul Embah Putri dan PakDhe Samsul.

Oleh Bidan Evi & Embah Darmi ummiku di"diagnosa" sebentar, disimpulkan, memang akan melahirkan, kalo tdk tengah malam ini ya besok pagi, ini baru buka satu. Kata Bu Evi. Pulanglah kami.. selama 1 jam pertama dirumah ummi bbrp kali merasa mulas/mantheng, abi sempat mencatat per 5mnt sekali, 1 jam berikutnya mantheng terus tdk lg per 5mnt, puncaknya pada 00:15wib, keadaan ummi sdh sangat mengkhawatirkan, bahkan untuk duduk saja beliau tak sanggup. Dipanggillah Mas Lihin, penarik becak langganan kami, diantarlah ke Bidan Evi, kali ini ketambahan Pakdhe Warso, ikut mengantar.

"Sudah buka dua. Kata Bu Evi. Lalu diputuskan menginap, ditungguin oleh abi, embah putri, embah darmi, pakdhe syamsul, pakdhe Warso dan Mas Lihin ikutan nunggu sebentar. Selama proses penantian ummi terus berdzikir, Ya Allah Ya Allah! Astaghfirullah.. Allah Allah! dan dzikir2 lain yg ummi ingat dan hafal, alhamdulillah.. terima kasih Ya Allah.. terima kasih Ummi.

Sejak pkl 00:30 sampai 03:30 bbrp kali Bidan Evi memantau perkembangan ummi, kesimpulan proses "pembukaan" sgt lamban walau manthengnya terus-terusan. "ditunggu sj, mgkn besok pagi sktr jam 7. Kata Bu Evi akhirnya. Sejak 03:30 sampai jam 7 ummi terus terjaga, didampingi embah putri, kali ini abi lbh banyak istirahat, lalu shalat subuh dan baca shalawat dalailul khairaat.

Pukul 07:00wib Bu Evi kembali memeriksa ummi, baru buka 4, kata beliau. wah3! benar-benar slow.. lambat betoel. Akhirnya diputuskan dipacu dengan infus, tenang, kudu tetap sabaar.. Alhamdulillah sarapan pagi telah tersedia sejak 06:30 oleh embak2 pembantu dirumah Bu Evi, Abi sarapan lalu ambil air wudlu, shalat dluha 4 rakaat, berdoa lalu melanjutkan pembacaan shalawat. Entah seperti apa "rasa" yg sedang ummi "nikmati" abi tak berani membayangkan, bagaimana mungkin membayangkan rasanya "toh nyowo" (kata orang Jawa) ketika hendak melahirkan generasi penerus, padahal rasa mulasnya saja konon tak tertahankan, apalagi ummi merasakannya sejak pukul 21:00 malam sblmnya sampai jam 7 pagi dengan hampir tanpa istirahat, baik istirahat mulas dan manthengnya maupun istirahat tidur (boro2 ya mi). Maka jangan heran kalo Rasulullah SAW mengajarkan hak utk berbuat baik kpd ibu/ummi dan ayah/abi 'berbeda". Ummi tiga kali lipat abi, ummi.. ummi.. ummi baru kemudian abi. Nah..

Sekitar pukul 10:05 abi khatam baca shalawat dalail, alhamdulillah.. ummi langsung merasakan dahsyatnya desakan dariku, aq terus merangsek pgn segera keluar, Bu Evi dan Embah Darmi dengan cepat menyiapkan diri, karna alat2 dan segala hal yg diperlukan telah siap sejak tadi, abi langsung meloncat mendekap tangan ummi, embah putri terus saja meniup kepala ummi dengan doa2 dan bacaan ayat2 suci, ummi masih berdzikir. Allaah Allaah Allaaah!.. Dan, Oaaakk! tangis pertamaku pecah tepat pukul 10:35, tubuhku lebih sulit dikeluarkan karna terlilit usus, setelah berhasil keluar, usus yang melilit ditangani dan aq dibersihkan kemudian dipisahkan sebentar dari ummi utk diadzani telinga kananku dan iqomat ditelinga kiriku, tentu sj oleh abi. dan Entahlah.. kata abi suara beliau spt tercekat ditenggorokan, utk adzan sj spt kepayahan, padahal beliau sering jd muadzin di masjid Desa terutama adzan dzuhur. "abi terharu nak! kata beliau dlm hati. abi telah diamanahi seorang putra, yaitu engkau! lanjut beliau lg, msh dlm hati. ah.. terima kasih ya Allah, terima kasih Ummi, terima kasih abi.

Oia, kata Bu Bidan penanganan beliau sengaja tdk dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), yakni segera setelah lahir, bayi langsung didekapkan pada dada ibu utk mencari sendiri air susu ibunya. Karna lebih repot, harus ada bbrp tenaga khusus utk menangani ibunya, bayinya dan memantau keduanya, kata Bu Evi lagi. Hmm.. abi dan ummi jd pengen tau lebih dalam ttg IMD ini.

Setelah ummi selesai ditangani, sudah lebih nyaman dan akupun selesai di adzani lalu ditahnik oleh abi (tahnik itu melumatkan makanan lalu memasukkan ke mulut bayi sambil menggosok-gosokkannya dilangit-langit mulut), demikian yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika bayi Abdullah bin Zubair yang baru lahir dihadapkan kepadanya, beliau mengunyah kurma lalu memasukkannya ke mulut bayi, dilanjutkan dengan mendoakan dan memberkatinya. Nah.. alhamdulillah abiku jg menyiapkan kurma plus madu. Nah.. Smoga tulisan tentang kronologis kelahiranku ini bermanfaat bagi siapapun saja yg membaca dan ikut mendoakan keberkahan bagiku, bagi ummi dan abiku, keluarga besarku serta kaum mukmin dan muslim semuanya. Amiin..

Demikian, smoga abi lebih bersemangat lagi utk merawat blogs ini sebagai tempat belajar, berbagi dan beramal shalih insyllh..

Wallohul muwaffiq ila aqwamit thariq, wassalamu'alaikum, wr. wb

Senin, 01 Desember 2008

Aqad Nikah

Aqad Nikah Pada Malam Jum'at Kliwon, 24 Syawal 1429 Hijri atau 23 Okt 2008 Miladi.
Mohon do'a dari Anda (pengunjung blogs ini), paling tidak dengan menunduk sejenak sambil menggumam do'a : tuk engkau Mas Huda, "Baarakallahu laka, wa baaraka 'alaika, wajama'a bainakuma fi khaiir..". Syukur berkenan menambah bacaan surah Alfatihah tuk kami yang menikah belum lama ini. Bukankah jikalau kalian mendoakan saudara sesama mukmin muslim, tanpa diketahui oleh yg kau do'akan, maka malaikat akan mendoakan dg do'a yg serupa kau ucapkan itu. Nah.. Haturthank's.. :)

Minggu, 16 November 2008

bersama "emak".

Bersama Nenek yang kami panggil dengan "emak". he2.. biar slalu lebih muda, betoel?

Selasa, 11 November 2008

maknyuss 1


Bismillah.. nikmatnya (baca: maknyuss-nya) bermanja-manja dengan pasangan kita setelah akad nikah.
Jadi inget ungkapan Kang Prie GS (Budayawan asal Semarang), "Ungkapkan Cinta dengan aniaya. he he he.. kalo Kang Prie dengan pijat, maka kumulai saja dengan potong kuku. gegege.. gugu gaga.. :) =))

http://priegs.blogspot.com/2008/03/katakan-cinta-dengan-aniaya.html

Salah satu hobi yang saya sendiri sering mengeluhkan adalah kebiasaan untuk suka dipijat. Begitu hebatnya hobi ini hingga istri dan anak-anak pun lebih suka menyingkir jika saya sudah kedapatan merebahkan badan. Pendek kata tidak ada hari tanpa pijat. Bagi mereka, mendekat di saat seperti ini hanya berarti kerja paksa. Malah secara terbuka istri pernah mengeluh, bahwa ia merindukan kedekatan tanpa ada gangguan pemijatan. ''Menjadi pemijat kan dulu tidak termasuk dalam kontrak perkawinan,'' sungutnya.

Saya tahu kekesalannya. Tapi jika tubuh ini sudah diserang pegal di sekujur, yang saya pedulikan cuma satu: mengusir pegal ini secepatnya. Walau sebetulnya, pijat bukan sekadar pengusir pegal. Yang terpenting adalah bahwa di dalam pijat ini ada kontak lahir batin. Capek fisik mendapat obatnya, kemanjaan batin mendapat penyalurannnya. Efek rangkap inilah kenapa yang membuat pijat lebih adiktif, lebih bikin nyandu dibanding narkoba.

Tapi saya memilih menyerah dalam perangkap bahaya ini. Karena saya yakin, saya tidak sendiri. Seorang santri, yang kini sudah menjadi kiai hebat, pernah bercerita bahwa pijat bisa menjadi alat paedagogi, sarana mengajar yang dahsyat. Karena pijatlah ia merasa bisa menjadi seperti sekarang. Oleh gurunya, ia sering mendapat tugas memijat hingga sang guru tertidur. Sebagaimana santri yang patuh, ia belum berhenti jika sang guru belum benar-benar tertidur.

Semula ia cuma menduga ini cuma tugas struktural biasa, antara bos dan stafnya. Tapi lama-lama ia menangkap niat terpendam gurunya. Bahwa untuk guru sehebat itu, pemijat paling hebat pun akan datang dengan suka cita. Jika sang guru mimilihnya, pasti bukan karena kualitas pijatannya. Di akhir cerita, si santri ini sepenuhnya yakin, lewat pijat itulah sang guru tak cuma sedang menyalurkan ilmunya tapi juga menyalurkan hasrat sayangnya pada sesama.

Cerita ini sungguh membuat saya makin percaya diri untuk memperalat anak istri saya. Si TK dan Si SD telah biasa menginjak-injak punggung bapaknya meskipun dengan segenap omelan dan protes di sana-sini. Ada kalanya, protes itu malah sudah demikian penuh kemarahan, mereka bahkan bukan menginjak-nginjak lagi, melainkan sudah melompat-lompat di sekujur badan untuk tujuan menyakiti bapaknya. Di mata anak-anak, saya ini pasti hanya tukang perintah kerja paksa, tukang rampok waktu bermainnya.

Tapi mereka tak pernah tahu, betapa saat melihat mereka ngomel itulah saya bisa tertawa sambil membenamkan suara di bantal sekuat-kuatnya. Inilah momen terlucu anak-anak saya. Lebih-lebih si TK yang bakat menipunya sudah mulai muncul itu. Sangat tidak mudah membujuk dia untuk segera melompat ke punggung bapaknya. Ia akan terus berusaha menunda kesanggupannya dengan berbagai cara. Ada karena roda mobil mainannya yang lepas dan butuh diperbaiki. Ada robot-robotan yang patah tangan dan harus disambung. Jika semua sudah terpasang, ia masih meminta waktu lagi untuk memasukkan barang-barang ke kotak mainan. Padahal kotak mainan itupun bukan barang yang mudah ditemukan karena hanya dicari ketika waktu menginjak punggung tiba.

Jadi ada saja akalnya untuk mengulur waktu. Giliran ia sudah tak punya alasan lagi dan harus segera bekerja, ia bisa minta berhenti ketika baru menginjakkan sebelah kakinya di badan ini. ''Nih sudah!'' katanya sambil ngeloyor pergi. Maka menariknya kembali, menindihnya sampai ia meraung-raung dalam pengertian sebenarnya adalah kriminalitas yang menyegarkan.

Begitu juga dengan istri. Menikmati pijatan dan omelannya sambil terpejam sungguh menggembirakan hati. Omelan itu malah seperti hiburan saja. Oo, inilah wanita yang sudah lelah mengurus anak-anak itu, yang mengawasi setiap jengkal rumah, cucian, seterikaan, mengatur uang belanja, bayar listrik, telpon, mengangsur kredit, mengarsip dokumen keluarga, memasak... masih harus memijat suami pula.

Untuk mengucapkan rasa terimakasih secara terbuka, saya tak biasa. Untuk terharu secara terang-terangan gengsi saya tak mengizinkan. Untuk merayunya seperti adegan sinetron sebagai tanda cinta, saya sudah trauma. Karena pernah saya meniru adegan rayuan seperti di televesi itu, istri saya malah geli tanpa henti. Sudah tentu saya tersinggung. Sejak saat itu saya berjanji tidak akan merayunya lagi.

Sulit bagi saya untuk mengatakan cinta pada mereka secara terbuka. Jadi, jalan satu-satunya yang saya bisa ialah dengan cara memperalat mereka.

(PrieGS/)